Sabtu, 29 April 2017

Makalah Ibadah Ghairu Mahdhah


IBADAH GHAIRU MAHDHAH


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala pemberiannya, manusia dapat menikmati segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah memberikan nikmat kepadanyaSebab itu, manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah swt. Hidup yang dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntunan Allah swt dan Rasul Nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan tersebut adalah dengan beribadah.
     Ibadah merupakan suatu perkara yang harus diperhatikan oleh seluruh umat islam. Dalam islam ibadah harus berpedoman pada apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammmad SAW kepada umat islam, yang dilandaskan pada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad  berupa kitab suci Al-Qur’an dan segala perbuatan, perkataan, dan ketetapan nabi atau dengan kata lain disebut dengan hadits nabi.
     Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk beribadah kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syari’at Nya.

B. Rumusan Masalah
1.             Apa Pengertian Ibadah dan Hakikat Ibadah?
2.             Apa Saja Dasar-dasar Ibadah dan Fungsi dari Ibadah?
3.             Bagaimana Syarat Diterimanya Suatu Ibadah?
4.             Apa pengertian Ibadah Ghairu Mahdhah?
5.             Apa prinsip-prinsip Ibadah Ghairu Mahdhah?
6.             Apa Keutamaan Ibadah?



BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN HAKIKAT IBADAH
1. Pengertian Ibadah
                Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa arab yaitu ‘abada, ya`budu, `abdan, `ibadatan, yang berarti taat, tunduk, patuh,dan merendahkan diri.
            Manusia adalah hamba Allah “‘Ibaadullaah” jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk  ibadah atau menghamba kepada-Nya:
( الذريات56)   وما خلقت الجن والانس الا ليعبدونِ     
Dan aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS.Adz-dzariyat 51: 56).
Kemudian pengertian ibadah secara terminologi atau secara istilah adalah sebagai berikut :
a.  Menurut ulama tauhid dan hadis, ibadah yaitu:
Mengesakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan diri dan menundukkan jiwa kepada-Nya.

b.  Menurut ahli fikih, ibadah adalah:
Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.
Jadi dari pengertian, Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya.
2. Hakikat Ibadah
Ø Ibadah adalah tujuan hidup kita, seperti yang terdapat dalam surat adz-dzariat ayat 56, yang menunjukkan bahwa tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada allah.
Ø Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
Ø Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
Ø Hakikat ibadah sebagai cinta.
Ø Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang dicintai Allah).
Ø Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.


B. DASAR-DASAR IBADAH DAN FUNGSI IBADAH
1. Dasar-dasar Ibadah
Ibadah harus dibangun atas tiga dasar.Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dengan mendahulukan kehendak, perintah, dan menjauhi larangan-Nya. Rasulullah saw. Bersabda,
 “Ada tiga hal yang apabila terdapat dalam seseorang niscaya ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; bahwa ia tidak mencintai seseorang melainkan semata karena Allah; dan bahwa ia membenci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia membenci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik)

2. Fungsi Ibadah
Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam:
1.     Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Demikianlah ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 5“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.”Atas landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaan terhadap manusia, harta benda dan hawa nafsu.

2.    Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya.
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat.

3.      Melatih diri untuk berdisiplin.
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya,



C.SYARAT-SYARAT DITERIMANYA IBADAH                                         
·         Ikhlas karena Allah semata.
·         Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
·         Meninggalkan riya, artinya beribadah bukan karena malu kepada manusia             dan supaya dilihat oleh orang lain.
·         Bermuraqabah, artinya yakin bahwa Allah itu melihat dan selalu ada        disamping kita.


D. IBADAH GHAIRU MAHDHAH
Ibadah Ghairu Mahdhah (ibadah umum/muamalah) yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antar sesama manusia. 
Atau dengan kata lain definisi dari Ibadah ghairu mahdhah (umum) ialah segala amalan yang diizinkan oleh Allah. misalnya ibadaha ghairu mahdhah ialahsedekah, tolong menolong, dakwah, belajar, dzikir, bekerja dan lain sebagainya.

1)     Sedekah
Sedekah (Bahasa Arab:صدق) shodaqah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekadar zakat maupun infak.Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta.Namun sedekah mencakup segala amal atau perbuatan baik.Dalam sebuah hadis digambarkan, “Memberikan senyuman kepada saudaramu adalah sedekah.”



Keutamaan Sedekah
1. Sedekah dapat menghapus dosa.
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

2)   Tolong Menolong
Tolong menolong dalam bahasa Arabnya adalah  ta’awun. Sedangkan menurut istilah, pengertian ta’awun adalah sifat tolong menolong diantara sesama manusia dalam hal kebaikan dan takwa. Dalam ajaran Islam, tolong menolong merupakan kewajiban setiap muslim. Sudah semestinya konsep tolong menolong ini dikemas sesuai dengan syariat Islam, dalam artian tolong menolong hanya diperbolehkan dalam kebaikan dan takwa, dan tidak diperbolehkan tolong menolong dalam hal dosa atau permusuhan. Allah Swt telah menyebutkan perintah tolong menolong dalam firmannya:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Mâidah/5:2]

3)   Dakwah
            Dakwah (Arab: دعوة‎, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah. 
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah.


4)   Belajar
            Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang sebelumnya tidak bisa menjadi lebih bisa.Karena pentingnya ilmu dan banyaknya manfaat yang terkandung di dalamnya, para ulama menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan jenis ilmu yang akan dituntut. Inilah hukum dasar menuntut ilmu, berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
                                   
“Menunut ilmu hukumnya wajib bagi orang islam laki-laki dan orang islam perempuan”. 

Dalam ayat lain Allah berfirman dalam surat Al-mujadilah: 11 yang artinya:

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah: 11)

5)   Dzikir
Zikir atau Dzikir (Arab: ذِکْر, ðɪkr) adalah sebuah aktifitas ibadah dalam umat Muslim untuk mengingat Allah. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam al-Qur'an. Bacaan zikir yang paling utama adalah kalimat "Laa Ilaaha Illallaah", sedangkan doa yang paling utama adalah "Alhamdulillah". Seseorang yang melakukan zikir disebut dzaakir (ذاكر).
            Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "berdoa", kata zikir juga berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir sering didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat thayyibah.

6)   Bekerja
                Bekerja adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk bisa  mencapai suatu tujuan yang diinginkan oleh orang tersebut, tujuan tersebut seperti imbalan berupa uang atau barang.

Bekerja Sebagai Suatu Kewajiban Seorang Hamba Kepada Allah SWT
            Allah SWT memerintahkan bekerja kepada setiap hamba-hamba-Nya (QS. Attaubah/ 9 : 105) :Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Islam mencintai seorang muslim yang giat bekerja, mandiri, apalagi rajin memberi. Sebaliknya, Islam membenci manusia yang pemalas, suka berpangku tangan dan menjadi beban orang lain. Allahsubhanahu wa ta’ala berfirman:
فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ
“Maka carilah rizki disisi Allah..” (QS.Al ‘Ankabut [29]: 17)

Agar Bekerja Bernilai Ibadah :
Ø  pekerjaan yang dijalani harus halal dan baik.
Ø  bekerja dengan profesional dan penuh tanggungjawab.
Ø  ikhlas dalam bekerja, yaitu meniatkan aktifitas bekerjanya tersebut untuk mencari ridho Allah dan beribadah kepada-Nya.
Ø  tidak melalaikan kewajiban kepada Allah. Bekerja juga akan bernilai ibadah jika pekerjaan apa pun yang kita jalani tidak sampai melalaikan dan melupakan kita dari kewajiban-kewajiban kepada Allah.


E.PRINSIP-PRINSIP IBADAH GHAIRU MAHDHAH:
1. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh dilakukan.

2.Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasulullah sehingga perkara baru (bid’ah) dalam ibadah ghairu mahdhah diperbolehkan. atau sampai ada dalil yang melarang atau mengharamkannya.

3. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, tidak baik, bahkan merugikan, maka tidak boleh dilaksanakan.

4. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.


F. KEUTAMAAN IBADAH
Di antara keutamaan ibadah adalah:
o   ibadah dapat mensucikan jiwa dan membersihkannya, dan mengangkatnya ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan manusiawi.
o   manusia sangat membutuhkan ibadah. Karena manusia secara tabi’at adalah lemah, fakir (butuh) kepada Allah.
o   Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan seseorang merasakan kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada Allah semata.
o   ibadah dapat meringankan seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan kemunkaran.
o   bahwasanya ibadah merupakan sebab utama untuk meraih keridhaan Allah. 



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
                  Ibadah merupakan suatu usaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan rasa tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Seorang hamba yang ibadahnya ingin dikabulkan hendaklah haruis memenuhi 2 syarat yaitu ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan tidak bermaksud untuk berbuat riya’ kepada orang lain.
                  Ibadah ghairu mahdhah(ibadah umum/muamalah) adalah ibadah yang disamping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antar sesama manusia.Misalnya sedekah, tolong menolong, dakwah, belajar, dzikir, bekerja, dan lain-lain.Sedangkan prinsip-prinsip ibadah ghairu mahdhah yaitu tidak berdasarkan pada dalil yang melarang, pelaksanaannya tidak berpola pada tauladan rasulullah, bersifat rasional, dan berasas manfaat.
                  Keutamaan dalam melakukan ibadah adalah membersihkan dan mencusikan jiwa agar terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela agar mendapat ridha dari Allah SWT.




DAFTAR PUSTAKA
Saebani, Beni A. dan Encep Taufiqurrahman.Pengantar Ilmu Fiqh. Bandung: CV                          Pustaka Setia, 2015
Djazuli, A. Kaidah-kaidah Fikih. Jakarta: Prenada Media Group, 2011.
Ridwan, Hasan. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia, 2009.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar